Sunday, September 13, 2015

[Review] SAMYANG 135mm f2.0 ED UMC

BUILD QUALITY, LOOK & FEEL
Kesan pertama yang didapat saat memegang lensa ini adalah, lensa ini solid dan berat! Saya tidak menyangka kalau lensa ini akan seberat ini. Setelah saya cek, memang ternyata Samyang 135/2 ini (830 Gr) lebih berat daripada Canon 135/2L & bahkan Nikon 135/2DC, padahal Nikon 135/2DC berbahan full-metal. Build quality-nya, walaupun terbuat dari plastik, namun tidak berkesan murahan. Kesan yang didapat, lensa ini lebih solid dari lensa Samyang lainnya, seperti 85/1.4. Mungkin Samyang masih memilih bahan plastik untuk lensa 135/2-nya selain untuk memangkas cost, juga untuk membuat bobotnya tidak terlalu berat (kebayang kan kalau lensa ini pakai body berbahan metal, akan seberat apa jadinya).

Lensa yang saya coba memiliki E-mount untuk Sony mirrorless. Fisik lensa versi ini cukup panjang, kerena untuk e-mount, Samyang sepertinya memberi tambahan / extender pada mount-nya untuk penyesuaian flange distance. Untuk versi lain, seperti Nikon & Canon, dimensi lensa akan lebih pendek. Secara dimensi, tidak jauh berbeda dengan Canon 135/2L dan Nikon 135/2DC, walaupun ring filter yang digunakan memiliki thread lebih besar, yaitu 77mm (standar professional).
Ketika dipasang pada body A7 II yang saya gunakan, samyang 135/2 tampak sedikit mendominasi dari ukurannya, namun tetap masih terasa balanced dan nyaman digunakan. Build quality dari Samyang 135/2 terasa “match” dengan A7 II yang saya gunakan. Focus ring berukuran cukup besar, enak digenggam, dan karet pada focus ring terasa nyaman digunakan. Hal ini penting, mengingat lensa ini adalah lensa manual.

salah satu model yang menjadi obyek uji lensa Samyang (A7II + Samyang 135/2 @f/2)

SHOOTING EXPERIENCE
Samyang 135/2 termasuk lensa yang nyaman digunakan, walaupun (untuk ukuran saya) cukup berat. Focusing ringnya lebih nyaman digunakan (putaran lebih smooth dan enak digunakan untuk fine tuning) daripada nikkor 135/2DC atau Canon 135/2L, hal ini dimaklumi karena Samyang adalah lensa full manual (tidak support AF). Penggunaan pada body mirrorless seperti A7 II ini, saya prefer menggunakan Samyang, karena toh lensa nikkor dan canon AF-nya tidak akan berfungsi (tetap menggunakan fokus manual).

Pengaturan aperture dilakukan manual dengan memutar gelang diafragma. Lensa seperti ini dibeli untuk digunakan wide open, jadi saya tidak terlalu antusias untuk menggunakannya pada bukaan lebih kecil. Untuk aperture ring sendiri, memiliki click-stop, khusus untuk seri VDSLR, ring diafragma didesain tidak memiliki click-stop atau “seamless”, untuk transisi yang lebih halus saat perpindahan setting aperture.
Hood yang disediakan juga sangat bermanfaat, khususnya untuk mengurangi flare dan melindungi moncong lensa dari benturan benda asing. Untuk saya, hood saya gunakan mengingat fisik lensa cukup panjang, untuk antisipasi ke-sembrono-an saya, yang bisa saja membentur meja, kursi, pintu atau perabot lain saat memotret di  dalam ruang.

Test shot standar, available window light @f/2

 Crop bagian mata yang in focus, detailnya luar biasa

Crop pada bagian pinggir frame sebelah bawah, wide open di pinggir pun tajam

IMAGE QUALITY
Masuk ke bagian utama, yang mana menurut saya di sisi ini lah Samyang bersinar. Ekspektasi awal saya terhadap lensa ini dari sisi kualitas hasil adalah tidak jauh (dibawah) canon 135/2L yang selama ini menjadi favorit saya. Namun secara mengejutkan, performanya sangat baik, bahkan bisa dibilang melampaui ekspektasi saya.

Ketajaman yang dihasilkansungguh luar biasa, tajam dari tengah hingga ke ujung gambar, bahkan wide-open. Saya menggunakan lensa-lensa seperti ini lebih banyak pada wide open, oleh karena itu, performanya pada setting bukaan terbesar menjadi penting. Pada beberapa uji teknis dari situs lain menyatakan bahwa ketajaman sedikit lebih baik daripada Canon 135/2L, memang hasil yang saya peroleh, pada uji jepret “real life” hasil yang diberikan tampak setara atau lebih baik dari canon 135/2L yang mana selama ini telah menjadi favorit saya untuk focal length 135mm. Bokeh yang dihasilkan halus, bahkan ketika dipakai pada bukaan yang lebih kecil (stopped-down), berkat desain 9-blade diaphragm-nya. MFD (minimum focus distance) cukup dekat, 0,8m, sedikit lebih dekat daripada 135/2L.

Test yang cukup ekstrim dengan backlight yang kuat (@f/2)

Tone yang dihasilkan cenderung netral. Hal yang cukup mengejutkan adalah performa lensa ini dalam hal kemampuannya menangani CA (chromatic aberration). Saat dites menggunakan body A7 II, saya tidak mendapati CA, bahkan ketika dites pada kondisi yang cukup ekstrim, memotret obyek dengan backlight yang kuat dan kontras tinggi. Hal ini membuat Samyang 135/2 unggul dibandingkan lensa lainnya, bahkan Canon 135/2L dan nikon 135/2DC pun masih rentan terhadap CA.

Test dengan kondisi highlight kuat, wide open
Crop dari foto diatas, untuk melihat performa lensa dalam menghandle CA

KESIMPULAN
Samyang melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan Samyang 135/2 nya. Bagi anda yang mencari lensa 135mm dengan bukaan besar untuk portrait, fashion, beautyshot, prewedding, dan tidak membutuhkan AF / kecepatan fokus, Samyang adalah saran pertama dari saya untuk saat ini. Terlebih jika Anda juga memasukkan budget/harga sebagai salah satu faktor utama. Dengan harga yang ditawarkan, performa yang didapat sungguh "worth the money”.

untuk gambar resolusi tinggi, visit my flickr : https://www.flickr.com/photos/107743266@N06/?

Salam,
Bosdugem | 087 888 645 088 (Whatsapp)

1 comment:

  1. thaitanium | Titanium Arts
    Thaitanium Art has been recognized graphite titanium babyliss pro as one titanium damascus knives of the highest quality thaitanium and affordable art styles titanium dioxide in food in the business. Thaitanium Art men\'s titanium wedding bands specializes in

    ReplyDelete