BUILD
QUALITY, LOOK & FEEL
Kesan
pertama yang didapat saat memegang lensa ini adalah, lensa ini solid dan berat!
Saya tidak menyangka kalau lensa ini akan seberat ini. Setelah saya cek, memang
ternyata Samyang 135/2 ini (830 Gr) lebih berat daripada Canon 135/2L &
bahkan Nikon 135/2DC, padahal Nikon 135/2DC berbahan full-metal. Build
quality-nya, walaupun terbuat dari plastik, namun tidak berkesan murahan. Kesan
yang didapat, lensa ini lebih solid dari lensa Samyang lainnya, seperti 85/1.4.
Mungkin Samyang masih memilih bahan plastik untuk lensa 135/2-nya selain untuk
memangkas cost, juga untuk membuat bobotnya tidak terlalu berat (kebayang kan
kalau lensa ini pakai body berbahan metal, akan seberat apa jadinya).
Lensa yang
saya coba memiliki E-mount untuk Sony mirrorless. Fisik lensa versi ini cukup
panjang, kerena untuk e-mount, Samyang sepertinya memberi tambahan / extender
pada mount-nya untuk penyesuaian flange distance. Untuk versi lain, seperti
Nikon & Canon, dimensi lensa akan lebih pendek. Secara dimensi, tidak jauh
berbeda dengan Canon 135/2L dan Nikon 135/2DC, walaupun ring filter yang
digunakan memiliki thread lebih besar, yaitu 77mm (standar professional).
Ketika
dipasang pada body A7 II yang saya gunakan, samyang 135/2 tampak sedikit
mendominasi dari ukurannya, namun tetap masih terasa balanced dan nyaman
digunakan. Build quality dari Samyang 135/2 terasa “match” dengan A7 II yang
saya gunakan. Focus ring berukuran cukup besar, enak digenggam, dan karet pada
focus ring terasa nyaman digunakan. Hal ini penting, mengingat lensa ini adalah
lensa manual.
salah satu model yang menjadi obyek uji lensa Samyang (A7II + Samyang 135/2 @f/2)
SHOOTING
EXPERIENCE
Samyang
135/2 termasuk lensa yang nyaman digunakan, walaupun (untuk ukuran saya) cukup
berat. Focusing ringnya lebih nyaman digunakan (putaran lebih smooth dan enak
digunakan untuk fine tuning) daripada nikkor 135/2DC atau Canon 135/2L, hal ini
dimaklumi karena Samyang adalah lensa full manual (tidak support AF).
Penggunaan pada body mirrorless seperti A7 II ini, saya prefer menggunakan
Samyang, karena toh lensa nikkor dan canon AF-nya tidak akan berfungsi (tetap
menggunakan fokus manual).
Pengaturan
aperture dilakukan manual dengan memutar gelang diafragma. Lensa seperti ini
dibeli untuk digunakan wide open, jadi saya tidak terlalu antusias untuk
menggunakannya pada bukaan lebih kecil. Untuk aperture ring sendiri, memiliki
click-stop, khusus untuk seri VDSLR, ring diafragma didesain tidak memiliki
click-stop atau “seamless”, untuk transisi yang lebih halus saat perpindahan
setting aperture.
Hood yang
disediakan juga sangat bermanfaat, khususnya untuk mengurangi flare dan
melindungi moncong lensa dari benturan benda asing. Untuk saya, hood saya
gunakan mengingat fisik lensa cukup panjang, untuk antisipasi ke-sembrono-an
saya, yang bisa saja membentur meja, kursi, pintu atau perabot lain saat
memotret di dalam ruang.
Test shot standar, available window light @f/2
Crop bagian mata yang in focus, detailnya luar biasa
Crop pada bagian pinggir frame sebelah bawah, wide open di pinggir pun tajam
IMAGE
QUALITY
Masuk ke
bagian utama, yang mana menurut saya di sisi ini lah Samyang bersinar.
Ekspektasi awal saya terhadap lensa ini dari sisi kualitas hasil adalah tidak
jauh (dibawah) canon 135/2L yang selama ini menjadi favorit saya. Namun secara
mengejutkan, performanya sangat baik, bahkan bisa dibilang melampaui ekspektasi
saya.
Ketajaman
yang dihasilkansungguh luar biasa, tajam dari tengah hingga ke ujung gambar,
bahkan wide-open. Saya menggunakan lensa-lensa seperti ini lebih banyak pada
wide open, oleh karena itu, performanya pada setting bukaan terbesar menjadi
penting. Pada beberapa uji teknis dari situs lain menyatakan bahwa ketajaman
sedikit lebih baik daripada Canon 135/2L, memang hasil yang saya peroleh, pada
uji jepret “real life” hasil yang diberikan tampak setara atau lebih baik dari
canon 135/2L yang mana selama ini telah menjadi favorit saya untuk focal length
135mm. Bokeh yang dihasilkan halus, bahkan ketika dipakai pada bukaan yang
lebih kecil (stopped-down), berkat desain 9-blade diaphragm-nya. MFD (minimum
focus distance) cukup dekat, 0,8m, sedikit lebih dekat daripada 135/2L.
Test yang cukup ekstrim dengan backlight yang kuat (@f/2)
Tone yang
dihasilkan cenderung netral. Hal yang cukup mengejutkan adalah performa lensa
ini dalam hal kemampuannya menangani CA (chromatic aberration). Saat dites
menggunakan body A7 II, saya tidak mendapati CA, bahkan ketika dites pada
kondisi yang cukup ekstrim, memotret obyek dengan backlight yang kuat dan
kontras tinggi. Hal ini membuat Samyang 135/2 unggul dibandingkan lensa
lainnya, bahkan Canon 135/2L dan nikon 135/2DC pun masih rentan terhadap CA.
Test dengan kondisi highlight kuat, wide open
Crop dari foto diatas, untuk melihat performa lensa dalam menghandle CA
KESIMPULAN
Samyang melakukan pekerjaan yang sangat baik
dengan Samyang 135/2 nya. Bagi anda yang mencari lensa 135mm dengan bukaan
besar untuk portrait, fashion, beautyshot, prewedding, dan tidak membutuhkan AF
/ kecepatan fokus, Samyang adalah saran pertama dari saya untuk saat ini.
Terlebih jika Anda juga memasukkan budget/harga sebagai salah satu faktor
utama. Dengan harga yang ditawarkan, performa yang didapat sungguh "worth
the money”.untuk gambar resolusi tinggi, visit my flickr : https://www.flickr.com/photos/107743266@N06/?
Salam,
Bosdugem | 087 888 645 088 (Whatsapp)
thaitanium | Titanium Arts
ReplyDeleteThaitanium Art has been recognized graphite titanium babyliss pro as one titanium damascus knives of the highest quality thaitanium and affordable art styles titanium dioxide in food in the business. Thaitanium Art men\'s titanium wedding bands specializes in