Sunday, October 11, 2015

[SHARE] Ide & Teknik Pemotretan Seri Foto “Hot Wheels”

IDE / KONSEP
Akhir-akhir ini saya sering membuat foto-foto dari mainan “hot wheels”, mainan die cast skala 1:64 yang digemari anak-anak karena cukup “eye catching” dan juga terjangkau harganya. Hot Wheels mengeluarkan model dengan jumlah yang sangat beragam, dengan variasi warna yang juga banyak.
Saya sendiri cukup menggemari dunia otomotif sejak kecil, dan gemar memotret obyek yang berhubungan dengan dunia otomotif. Suatu hari, terbersit ide, bahwa mainan berukuran kecil ini sebenarnya pun bisa dijadikan obyek foto yang menarik. Dengan pengaturan yang baik, mainan dengan skala kecil ini dapat dibuat menjadi obyek yang merepresentasikan mobil-mobil balap sungguhan yang sedang “beraksi”.

Menangkap "aksi" dari mainan seperti ini seru sih! 2 hobi jadi satu!

PERENCANAAN
Saat melihat suatu hasil karya, kita akan cenderung berpikir, “ah foto tersebut mudah/bisa direplikasi”. Mereplikasi sesuatu mungkin tidaklah sulit, namun mencoba merealisasikan suatu ide, memiliki tantangan tersendiri.

Tantangan dalam realisasi ide diatas, yang saya rasakan adalah :

1.    Skala mobil yang terlalu kecil, skala 1:64, butuh lensa dengan jarak fokus pendek atau lensa macro untuk memenuhi frame dengan obyek
2.    Pemotretan dengan lensa macro, atau macro filter, akan menghasilkan DOF terlalu tipis. Mengecilkan bukaan hingga setting maksimumnya, juga tidak akan banyak membantu. DOF yang terlalu tipis akan membuat obyek akan tampak layaknya mainan, dan tidak sesuai dengan ide/konsep awal.
3.    Lighting, apabila menggunakan cahaya ambient, akan tentu obyek akan terlihat “flat”, dan mengurangi daya tariknya. Mengingat obyek adalah mainan yang memang tampak “biasa” saja, saya harus bermain lighting untuk membuat obyek lebih menarik.
4.    Obyek sekitar, apabila pemotretan dilakukan diatas meja, tekstur meja akan membuat obyek tidak “terasa” sungguhan.

Membuat "pose" seperti ini harus punya perencanaan tersendiri

Tantangan yang ada, disertai keterbatasan sumber daya yang saya miliki, membuahkan ide-ide baru untuk teknis pengambilan gambar. Saya tertantang untuk menggunakan peralatan yang ada, mudah ditemui, dan tidak merogoh kocek terlalu dalam dalam eksekusinya, dan saya mulai membuat list mengenai peralatan apa saja yang saya butuhkan, sebagai berikut :

·         Kamera, saya menggunakan sony A3000, kamera mirrorless yang biasa saya andalkan untuk berbagai keperluan. Memang bukan kamera “mewah”, tapi fiturnya cukup untuk melakukan tugas ini.
·         Lensa, saya memilih menggunakan Quantaray 50/2.8 Macro, bukan lensa terbaik di kelasnya, saya memilih lensa ini karena ini adalah satu-satunya lensa macro yang saya miliki saat ini. Lensa ini tidak populer, dan saya dapatkan dengan harga murah (dibawah 1 juta rupiah). Lensa ini berfungsi sebagaimana mestinya.
·         Flash, saya menggunakan 2 buah flash Yongnuo. Flash murah meriah yang setia dan dapat diandalkan. Salah satunya saya pasangkan diffuser untuk melembutkan cahaya. Flash saya lengkapi juga dengan wireless trigger, agar dapat diposisikan off shoe. Saya juga menggunakan kertas putih sebagai bouncer untuk memantulkan cahaya flash.
·         Tripod, saya gunakan untuk menjaga kamera tetap stabil dan tidak berubah posisinya.
·         Background, saya menggunakan karton manila hitam, dan selembar kertas amplas sebagai alas untuk mendapatkan “efek” aspal pada hasil pemotretan. Lakban saya gunakan untuk pekerjaan tempel menempel.

TEKNIS PEMOTRETAN
Berikut teknis pemotretan yang saya lakukan :

Setup sederhana dengan alat-alat seadanya (klik untuk gambar lebih besar)

1.    Saya melakukan setup peralatan seperti disebutkan diatas, seperti gambar diatas
2.    Kamera saya letakkan diatas tripod, agar posisi tidak berubah. Untuk melebarkan DoF, daya menggunakan teknik focus stacking. Tripod menjaga posisi agar tidak berubah, agar proses penggabungan gambar saat post-process menjadi lebih mudah.
3.    Flash, saya posisikan di kiri & kanan. Pada sisi kiri, saya gunakan sebagai main light, dengan diffuser untuk memperluas bidang cahaya, dan juga jatuhnya tidak terlalu keras. Flash pada sisi kiri saya gunakan untuk mendapatkan highlight pada lekukan-lekukan mobil.
4.    Setting kamera, saya menggunakan ISO 400, f8, 1/125s, WB Sunny (gambar matahari), dan file JPEG Large. Untuk 1 gambar output, saya menggabungkan (stack) sekitar 10-14 gambar.
5.    Posisi mobil mainan saya lakukan dengan memanfaatkan fitur live view kamera, sehingga posisinya akan tampak langsung di frame.
6.    Post processing saya tidak melakukan banyak hal. Hal utama yang saya lakukan adalah stacking (dengan photomerge pada photoshop) menambahkan background, menambahkan efek “asap” dan cahaya lampu dengan bantuan brush pada photoshop, sedikit burn & dodge, dan color/contrast adjustment.


Masih banyak yang bisa dieksplor dengan obyek seperti ini

Saya melakukan “project” ini atas dasar penyaluran hobi semata, sehingga saya tidak mau menghabiskan banyak sumberdaya (biaya & waktu) untuk pengerjaannya. Per hasil karya foto tersebut, saya menghabiskan waktu rata-rata 1-2 jam dari awal (setup) hingga selesai (editing). Project ini belum selesai, karena belum semua koleksi mainan terfoto, dan saya masih punya beberapa ide “pose” untuk dieksekusi.

Semoga bermanfaat. Tetap berkarya!

Salam,
Bosdugem | 087 888 645 088 (WA)

2 comments: